News

Sejumlah Wilayah Diprediksi Mengalami Banjir Rob pada Januari 2025

×

Sejumlah Wilayah Diprediksi Mengalami Banjir Rob pada Januari 2025

Sebarkan artikel ini
Sejumlah Wilayah Diprediksi Mengalami Banjir Rob pada Januari 2025
Sejumlah wilayah diprediksi mengalami banjir rob pada Januari 2025. (ANTARA/Muhammad Ramdan)

Detak Tribe – Sejumlah wilayah di pesisir Indonesia diprediksi akan mengalami banjir rob sampai dengan akhir bulan Januari 2025. Marina Forecaster Maritim BMKG, menjelaskan bahwa banjir rob di sejumlah pesisir utara Jawa Tengah kemungkinan besar akan terjadi sampai dengan 21 Januari 2025.

Sementara itu, wilayah lain yang mengalami banjir rob diprediksi akan berlangsung sampai dengan tanggal 17 Januari mendatang. Beberapa wilayah tersebut adalah pesisir Sumatera Barat, Jambi, serta Kepulauan Riau dinilai berpotensi besar mengalami banjir rob.

Selain itu, wilayah lain yang juga rawan mengalami banjir rob adalah pesisir Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Jakarta, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Tengah, dan Selatan, sampai dengan pesisir Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Maluku Utara.

Marina menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan informasi dan himbauan terkait potensi banjir rob yang akan terjadi di sebaran pesisir Indonesia. Banjir rob sendiri terjadi karena adanya fenomena perigee, yakni ketika jarak bulan ke bumi sangat dekat. Fenomena tersebut diketahui terjadi pada hari Selasa, 7 Januari 2025 lalu.

Selain itu, bulan purnama yang terjadi pada Senin (13/1/2025) kemarin turut berperan besar dalam menaikkan ketiggian air laut sampai dengan batas maksimum. Banjir rob akan sangat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal dan bekerja di wilayah pesisir.

Hal ini dikarenakan terganggunya aktivitas masyarakat yang berada di daerah sekitar pesisir dan pelabuhan, mulai dari aktivitas yang ada di dalam permukiman pesisir, aktivitas bongkar muatan di pelabuhan, dilanjutkan dengan aktivitas perikanan darat dan tambak garam.

Lebih lanjut, informasi dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyebutkan bahwa fenomena perigee terjadi sekitar setiap 28 hari sekali. Hal tersebut menyebabkan terjadinya tarikan antar gravitasi bulan terhadap Bumi yang menjadi lebih kuat.

Tarikan gravitasi yang lebih kuat tersebut pada akhirnya akan menyebabkan pasang surut yang semakin ekstrem. Bila perigee bersamaan terjadi dengan fase bulan purnama, maka fenomena ini disebut dengan perigean spring tide.

Fenomena tersebut menyebabkan pasang tinggi semakin tinggi dari yang biasanya terjadi, sementara pasang rendah pun akan jauh lebih rendah. Fenomena ini dikabarkan dapat terjadi sebanyak enam sampai dengan delapan kali setiap tahunnya.

Para ahli menghimbau bahwa kenaikan permukaan laut karena perubahan iklim turut menyebabkan banjir kecil ketika fenomena perigean spring tide terjadi di masa yang akan datang.

Sehingga masyarakat yang berada di pesisir diperingatkan untuk waspada terhadap potensi banjir yang akan sering terjadi. Selain itu, perencanaan langkah mitigasi bencana juga penting untuk mengurangi dampak yang dialami.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.