Kuliner

Soto Lamongan Duduki Urutan Ketiga dalam Daftar Sup Terenak di Dunia Versi TasteAtlas 2025

×

Soto Lamongan Duduki Urutan Ketiga dalam Daftar Sup Terenak di Dunia Versi TasteAtlas 2025

Sebarkan artikel ini
Soto Lamongan Duduki Urutan Ketiga dalam Daftar Sup Terenak di Dunia Versi TasteAtlas 2025
Soto Lamongan duduki urutan ketiga dalam daftar sup terenak di dunia versi TasteAtlas 2025. (id.wikipedia.org/Wiwik P)

Detak TribeSoto Lamongan menduduki urutan ketiga dalam daftar Top 44 Chicken Soups in The World atau daftar 44 sup ayam terenak di dunia versi TasteAtlas yang dirilis pada 31 Januari 2025 lalu.

Soto Lamongan memperoleh nilai 4,4 dari 5 bintang dalam daftar tersebut. Ulasan tersebut berarti sebanyak 90 persen orang menyukai hidangan soto Lamongan, sementara 10 persen lainnya menggangap soto Lamongan sebagai hidangan yang umum.

Sementara sup ayam terenak di posisi pertama dan kedua diduduki oleh tom kha gai yang merupakan hidangan khas Thailand dan ciorba radauteana, yakni hidangan yang berasal dari Romania.

Soto Lamongan menjadi hidangan Indonesia satu-satunya yang masuk ke dalam daftar 44 sup ayam terenak di dunia versi TasteAtlas 2025. Berbeda dari tahun lalu, soto Lamongan menduduki urutan ke 42 dari 50 hidangan sup terenak di dunia.

Daftar 50 hidangan sup terenak di dunia tersebut juga memasukkan empat hidangan lain, yakni gulai, rawon, soto Betawi, dan empal gentong. Rawon dan soto Betawi masuk ke dalam 5 besar hidangan sup terenak. Rawon menempati posisi kedua dan soto Betawi yang berada di posisi ketiga.

TasteAtlas adalah platform panduan berbasis online yang kerap membahas berbagai hidangan tradisional, termasuk daftar restoran dengan cita rasa yang autentik, lalu menampilkan ulasan yang diberikan para kritikus, serta fokus pada berbagai kuliner dunia.

Soto Lamongan sendiri memiliki sejarah yang panjang. Hidangan khas dengan taburan bubuk koya ini pertama kali muncul sekitar tahun 1980 hingga 1990. Hidangan ini juga telah melalui proses panjang dengan memadukan berbagai akulturasi budaya, mulai dari Cina, Jawa, sampai dengan Belanda.

Peninggalan budaya Cina dalam resep soto Lamongan pun masih terlihat sampai hari ini, seperti penggunaan tauge, kecap, dan soun. Penggunaan rempah-rempah dalam kuah soto Lamongan merupakan tradisi budaya Jawa yang telah dipengaruhi oleh budaya India yang juga kaya akan rempah.

Sementara jejak kuliner Eropa terlihat dari penggunaan seledri, merica, ketumbar, dan kubis. Sebagian masyarakat Lamongan yang merantau dan memutuskan berdagang soto akhirnya membuat soto Lamongan semakin dikenal luas oleh masyarakat.

Berbagai kuliner Indonesia dengan warisan resep mendapat tempat tersendiri dalam panggung kuliner global. Sajian khas ini juga dapat menjadi ikon wisata kuliner yang turut memperkenalkan keragaman budaya di Indonesia. Kekayaan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.